Pasca Kasus Keracunan Massal, BGN Tingkatkan Standar Dapur MBG dan Pertimbangkan Kantin Sekolah

 

Ilustrasi makan bergizi gratis di SDN 2 Petuk Katimpun. (Kaltengpos)

 Tajukkalimantan.com – Kasus keracunan massal Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Bandung Barat dan Palangka Raya, memicu evaluasi menyeluruh dari Badan Gizi Nasional (BGN). Puluhan dapur MBG sempat dinonaktifkan sebagai langkah tegas menjaga keselamatan penerima manfaat.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan evaluasi dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang. Saat ini, 56 SPPG tengah menunggu hasil uji laboratorium BPOM, dengan ancaman sanksi tegas hingga pencabutan izin bila ditemukan kelalaian. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menekankan setiap dapur MBG wajib dilengkapi alat uji makanan dan menerapkan SOP modern.

Di sisi lain, Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, mengusulkan agar dapur MBG dipusatkan langsung di sekolah. Menurutnya, kantin sekolah bisa direhabilitasi sebagai dapur lokal untuk memangkas rantai distribusi dan mempermudah pengawasan kualitas makanan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyoroti tantangan teknis di lapangan, seperti memasak terlalu awal, pergantian pemasok bahan baku mendadak, dan jarak distribusi yang panjang. BGN kini memperketat aturan agar perubahan pemasok dilakukan bertahap dan waktu antara memasak dan pengiriman maksimal empat jam.

Meski menghadapi berbagai tantangan, langkah-langkah ini diharapkan meningkatkan standar keamanan dan kualitas MBG, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program yang menjangkau jutaan anak di Indonesia.

Sumber: Kaltengpos

Lebih baru Lebih lama