Kopi Canaya Geotermal Kamojang Tembus Pasar Ekspor

Barista menyiapkan kopi hasil proses pengeringan panas bumi di Kedai Kopi Ecovil di Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Antaranews)


 Tajukkalimantan.com – Kopi Canaya, hasil olahan pemuda asal Kamojang, Bandung, kini bersaing di pasar ekspor berkat metode unik Geothermal Coffee Process (GCP) yang memanfaatkan uap panas bumi untuk mengeringkan biji kopi, berbeda dari metode konvensional yang mengandalkan sinar matahari.

Metode ini membuat waktu pengeringan lebih singkat (8–10 hari) dan rasa kopi lebih konsisten. Produk ini sudah diminati pasar internasional, termasuk Jerman dan Jepang, meski produksi terbatas hanya 20 ton per musim panen.

Nama “Canaya” berasal dari bahasa Sunda, artinya “belum ada”, merujuk pada inovasi pengolahan kopi yang baru pertama kali diterapkan di dunia. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kamojang mendukung proses ekspor dengan sertifikat paten sederhana sejak 2024.

Permintaan ekspor diprediksi terus meningkat karena kopi Canaya ramah lingkungan, memiliki cita rasa stabil, dan sudah terbukti diterima pasar global.

Sumber: Antaranews

Lebih baru Lebih lama