![]() |
| Atlet Taekwondo putra Indonesia (dari kiri) Muhammad Hafizh Fachrul Rhazy, Muhammad Alfi Kusuma dan Muhammad Rizal berpose dengan medali emasnya. (antaranews) |
Tajukkalimantan.com – Perebutan emas pertama Indonesia di SEA Games 2025 menghadirkan drama yang menunjukkan bahwa jurnalisme olahraga bukan sekadar menuliskan hasil pertandingan, tetapi juga membaca situasi dan mengejar momen.
Sejumlah cabang olahraga diprediksi berpeluang menyumbang emas lebih dulu, namun hasil di lapangan menunjukkan kejutan ketika balap sepeda downhill hanya menghasilkan perak bagi Indonesia.
Di tengah pergerakan tim liputan menuju venue lain, perdebatan muncul terkait siapa sebenarnya penyumbang emas pertama Indonesia akibat minimnya pembaruan hasil secara real-time.
Kepastian akhirnya datang dari arena taekwondo melalui nomor men’s recognized poomsae team, yang meraih emas dan mematahkan penantian 15 tahun sejak terakhir berjaya pada SEA Games 2011.
Perjalanan menuju prestasi tersebut dipenuhi kerja keras, persiapan singkat, serta dinamika personal para atlet yang kembali menyatu dalam waktu terbatas dan kini menatap target berikutnya di level Asia.
Sumber: Antaranews
%20Muhammad%20Hafizh%20Fachrul%20Rhazy,%20Muhammad%20Alfi%20Kusuma%20dan%20Muhammad%20Rizal%20berpose%20dengan%20medali%20emasnya.%20(antaranews).jpg)