.jpg) |
Kelompok Ecoprint dari Air Upas, Ketapang, menampilkan karya hasil tangan warga dalam ajang Mineral & Batubara Convention Expo 2025 di Jakarta. (Antaranews) |
Tajukkalimantan.com – Industri pertambangan Indonesia mulai bergerak menuju keberlanjutan, dengan praktik yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat sebagai mitra pembangunan, bukan sekadar penerima kompensasi.
Contohnya, kelompok Ecoprint dari Air Upas, Ketapang, menampilkan karya warga dalam Mineral & Batubara Convention Expo 2025, menunjukkan bahwa industri dan komunitas bisa menciptakan ekonomi baru berbasis lokal.
Perusahaan seperti PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) konsisten menjalankan program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), mencakup infrastruktur, pendidikan, dan kemandirian ekonomi, menjadikan pertambangan bagian dari solusi sosial dan ekonomi.
Infrastruktur yang dibangun, seperti jalan desa dan akses transportasi, membuka peluang bagi petani, pelajar, dan pedagang lokal, sekaligus memperkuat pemerataan pembangunan.
Di sektor ekonomi, program replanting sawit dan pendampingan teknis bagi petani meningkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi, mendukung ketahanan pangan, dan melindungi kepemilikan lahan masyarakat.
Pendidikan juga menjadi prioritas melalui program seperti GAS CERDAS, yang menurunkan angka putus sekolah dan membekali generasi muda dengan keterampilan untuk masa depan.
Industri pertambangan yang berorientasi keberlanjutan kini berfokus pada lapangan kerja lokal, alih teknologi, dan penguatan kapasitas masyarakat, menjadikan tanggung jawab sosial bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang.
Langkah-langkah ini menegaskan bahwa pertambangan dapat menjadi kekuatan transformasional, menghubungkan kepentingan ekonomi dengan kemajuan sosial, dan menjadikan pembangunan bukan sekadar mengambil, tetapi memberi manfaat berlipat bagi masyarakat.
Sumber: Antaranews